Monday, August 19, 2013

Mencari Alamat Risalah Langit

Assalamu’alaikum.wr.wb. Misi, maaf menggangu bu. Ibu kenal sama teh Nan? Begitu sapa awalku pada ibu setengah baya itu.

“Wa’alaikumussalaam.wr.wb. Teh Nan? Teh Nan yang mana yak?”

Teh Nan yang tinggal di sekitaran Al-Fatmah Galery, bu. Aku lagi nyari alamat rumahnya. Barusan ta sms teh Nan nanyain alamatnya & T Nan bales katanya turun di depan Al-Fatmah Galery.

“Oohh...ini mah rumahnya T Nan. Ayo mari-mari masuk dan..... silahkan duduk, teh”

*Duh, girangnya ternyata aku sudah di depan rumah orang yang selama ini hanya sms atau ketemu dan saling sapa doank di dunia virtual, maya, Fb eu. Mana jauh pula jarak rumah kami... Dan seketika masuklah aku bersama dua dayang-dayang dirumah bercat putih itu.

**Tringg...
Hm...ngomong-ngomong T Nan-nya ada, bu? Tanyaku lagi.

Wah, dia lagi keluar kerja atuh, teh... (*otak-q berfikir sejenak. What, pergi kerja? Hm mungkin kerja yang dia (ibu) maksud itu T Nan lagi keluar halqoh, sebab, T Nan bilang dia ada jadwal halqoh di jam dua, dan kulihat jam tangan yang melingkar ditangan-ku pas menunjukkan jam 2, dan mungkin jg T Nan-nya keluarnya sejak dari sejam yang lalu. Karena ku-tau kalau hendak halqoh harus ontime, gak boleh telat & tau sendiri kan disana itu kota macet gak kayak di kota-ku (Kendari) yang hanya butuh beberapa menit, maka sampailah ketempat tujuan^^)

Well,,** oh gitu ya bu, jawabku.

“Ngomong-ngomong kalian (Aku & dua dayang-dayang-ku) asal mana, teh?

Kami asal Kendari, Sulawesi Tenggara, bu.

“Kendari, Sulawesi Tenggara ??? Wah.... jauh-nya, teh. Ohya, kalian siapanya T Nan? kok bisa kenalan sama T Nan? Padahal jarak Kendari & Cianjur cukup jauh atuh, teh. Atau kalian teman kuliahnya T Nan sewaktu dia kuliah, ya?”

Hm...Aku & dua orang dayang2-Q terdiam sejenak sambil mata kami bertemu di satu titik dan akhirnya saling memandang dan kamipun tersenyum. *Smileeee ^_^

Aku jawab, kami teman kerja-nya, bu.
Ibu itu nanya lagi, teman kerja apa, teh?

Aku bingung mau jelasin teman kerja apa (dalam hatiku bilang “teman kerja dalam re-build the second glory era of Islam, hilafet ). Tak lama aku ber-fikiran seperti itu, tiba-tiba aku mendengar suara dari arah kiriku...

Hmm kami teman seorganisasinya, bu. Ternyata suara dayang satu yang menjawab. ^_^
Iya bu, teman seorganisasi. Tegas Dayang yang satunya lagi.

*** Tiung-tiung, aku tersenyum mendengar jawaban 2 dayang-dayang disebelah kiriku hehe *seorganisasi.***

Kulihat alis ibu itu rada berkerut. Entah apa yang membuatnya demikian, mungkin gara-gara kata “s-e-o-r-g-a-n-i-s-a-s-i”.

Ngomong-ngomong anak teh Nan ada yak, bu? Kembali aku bertanya.

Iya teh, ada. Itu anak-anak teh Nan (sembari menunjuk kearah anak-anak yang sedang bermain dan memanggilnya agar datang ke ruang tamu tempat kami ngobrol-ngobrol).

Aku-pun menoleh sejenak ketempat arah yang di tunjuk ibu itu. (hm.. dalam hati saya, anak T Nan mana, yak? Kok gak ada ku-lihat. Ada sih anak-anak emang tapi gak ada anak yang aku maksud...hmm jangan-jangan..ah jangan-jangan..ya sudahlah).

Sejenak ibu itu memanggil, maka, berdatanganlah anak-anak itu.
(***saat menyaksikan anak-anak yang berjumlah tiga berjejer dihadapanku, otak-ku berekspedisi mengingat kalau anak T Nan tu baru satu, belum tiga. #Bukan 2 anak cowok gede (umurnya kira-kira pada 5 atau 4 tahun) dan satu gadis kecil dihadapanku ini, oohhh tidak...kayaknya aku salah orang ini mah)

Then....Ibu itu mengenalkan 3 anak itu kepda kami, maka berkenalanlah kita. Anak itu datang dihadapanku sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Akupun tak sungkan untuk menyambut tangan-tangan yang mungil itu, biasanya kalau tangan cowok datang mengulurkan untuk berjabat tangan, aku hanya merapatkan kedua tangan berlagak kayak orang Hindu kalau beri salam gtu, tangannya tak kusentuh (sekedar info, dalam Islam hukum jabat tangan hukumnya mubah, tapi sekalipun mubah, aku memilih untuk tidak berjabat tangan kepada cowok yang udah baliq, kecuali tangan kakek/kakek-kakek, Ayah-ku, Paman-ku dan abang-ku yang kujabat, selain itu, maaf i’ll never shake other hands, kecuali juga cowok yg akan menjadi my husband, nanti!^^) Disaat berjabat tangan, Ibu itu mengatakan kalau cowok yang ini (nunjuk ke arah anak2) anak pertama T Nan, dan cowok yang satu anak ke 2 dan yang gadis kecil anak ke 3.

Oh Allah,,, Aku tersenyum mendengar semua itu... tersenyum karena kayaknya aku salah masuk rumah dan berkenalan pada orang yang udah sedari tadi panjang lebar cerita dan ternyata bukan orang yang ku maksud.

Usai berkenalan, aku bertanya kepada ibu itu untuk meyakinkan diriku apakah benar T Nan yang kucari adalah T Nan yang ibu itu maksud juga?.

Hmm...ngomong-ngomong minta maaf sebelumnya ni bu,  setahu aku anak Teh Nan itu baru satu, belum tiga. Namanya Risalah Langit.

Oh gitu ya?, iya teh gak apa-apa...hehehe. Tapi T Nan yang Atiqah maksud yang mana yak? (ibu itu menyebut nama saya sebab dia sudah tau pas di awal kenalan ^^)
Yang Tiqah maksud Teh Nan istrinya Aemte Mite, yang anaknya baru satu, Risalah Langit, bu. Jawabku sedikit menjelaskan...

"Wah kalau yang itu mah, ibu gak tau atuh teh. Ibu juga gak kenal  sama yang namanya Aemte Mite."

**oh tidak...... -_- lantas diamana yak mereka tinggal, katanya sih deket Al-Fatmah Galery, teh. sambil ngomong aku lihat ulang tulisan “Al-Fatmah Galeri” tertulis jelas yang terpampang di papan advertisement itu, -A-L F-A-T-M-A-H  G-A-L-E-R-Y , jelas sekali! (Dan masa sih ibu itu gak kenal sama T Nan istrinya Aemte? gumamku). Yo wess, aku sms ulang dulu sama Teh Nan ya, bu.

Belum sempat sms, nada short message ponsel aku berdering. Dan akupun langsung tekan open message, ternyata dari T Nan “sekarang mba Atiqah dimana?”
Aku udah di Al-Fatmah Galery dari tadi, teh, reply-ku.
“Ok, tunggu disitu, yak.”

Ozztttt,,,, tuh benerkan aku salah masuk rumah orang dan seketika aku minta maaf dan pamit keluar dari rumah ibu setengah baya itu. Pas keluar, kulihat akhwat ber-jilbab coklat serta berkerudung pasang warna hitam berjalan menuju arah kami, jaraknya sekitar 12 meteran dari tempat aku berdiri saat itu. Oh ternyata itu T Nan Asli *Mungkin. Kanapa mungkin? Ya karena aku juga belum pernah berjumpa padanya, aku hanya ngandalin ma’lumat tsabiqah, orang yang kucari itu ber-jilbab dan berkerudung, dan nah itu dia dihadapan aku sedang menuju kearahku T_T.

Dan sampailah ia di hadpanku.

“Ini teh Tiqah, yak?” Langsung saja aku di tebak, padahal samasekali wajah aku belum pernah dilihat oleh T Nan sebelumnya. Kujawab, iya teh sambil cipika-cipiki gitu (^_^)
"Kalau yang ini namanya siapa, Teh?" Aku Nibras dan aku Rini, jawab ke-2 dayang-dayang-Q sambil berjabat tangan dan cipika-cipiku juga dgn T Nan :)

"Wah..akhirnya AlhamdulilLaah ketemu juga yak, teh. Yuk, kita kerumah", ajak teh Nan kepada kami.

Okehhh....^,^ sampe juga setelah sedari tadi kami muter-muter, di awal sebelum dapat Al-Fatmah galery, kami sudah sekali naik angkot menuju kemana gitu & ternyata kami salah jalur dan pulanglah lagi kami ketempat awal disaat pertamakali bus yang kami tumpangi dari Bandung-Cianjur menurunkan kami hehehe. Tak apalah, yang penting udah sampe dan saat ini sudah berada di Kendari juga, udah ketemu sis Langit & T Nan, juga saudari-saudari seperjuangan, teh Yiyi. Aku lupa  2 nama saudari teman teh Yiyi. Next time mudah—mudahan bisa ketemu lagi sama sister Nan dan Risalah Langit dan dijamin gak bakalan nyasar lagi, kan udah tau alamat-nya?. *_*


*AlhamdulilLah dihari jumat siang yang penuh berkah itu, kami-pun bertemu. Baru pertamakali jumpa tapi rasanya kayak udah jumpa lama gitu. Ya begitulah pertemanan, persahabatan yang dilandaskan oleh keimanan, yakni Aqidah Islam. *UhibbukifilLaah.




JazaakilLaah khair for everything dear sist atas suguhan sayur asem, tempe-tahu goreng balut sambel pedas, fried fish, watermelon, melon (jadi ingat sis Langit lagi yang dia hobby maem Melon saat itu^^), delicious cakes, etc. Ladzis..yumm..
May Allah SWT reward U & Ur familly immense-ly, abundantly, sis. Aamiin.
_____________________________________________________
NB: saat di TKP nyebut namanya pake nama Asli, bukan nama samarannya. Tapi punten yak, tak ku-sebut pake titel-nya^^
*Nan = Ummi-nya Langit, Sister Yani Restiyani.
Aemte = Abi-nya Langit, Mr. Agus M.T.
________________________________________
Cianjur, 7th 2013
*written, in Syawal 11st, 1434 H

Sunday, August 18, 2013

Green Banana Ice Buatan Mamah et Ma Soeur, Vina




















*** O AlLaah^^. ..My Lord,,,

Saat ini, aku begitu merindukan Green Banana Ice buatan mamah dan Vina adik-ku -_-.

Hm.. *** Disaat berbuka Puasa Ramadhan lalu, tak sempat aku habisin semangkuk Green Banana Ice itu, sebab papah membuatku lari meninggalkan rumah seketika..* hehe^_^


*Pic ni dipersembahkan buat sahabatku, Rica di Langsa, Aceh. Kapan-kapan kita jumpa & coba buat bersama jenis makanan khas Makassar ini, Aamiin^^
Juga buat Adieu di Dhaka yang saat ini grapple with her first child-birth process-ing, semoga diberi kemudahan oleh AlLah, semangat sist! ^^
And also buat teh Linda di Bekasi yang kemarin dulu baru saja menawarkan Sukun goreng angat balut terigu & a cup of tea buat aku, love it... hehe ^^

Kendari.
at Mon Sweet Room, 28 Ramadhan 1434 H.


عتيقة نور الغازية

Friday, August 16, 2013

Pohon Mente Gersang

kudapati pohon jambu mente yang daunnya hampir punah dimakan matahari. *menanti senja di balik rerumputan :) -------------------------- Kendari city, August 16th, 13.

Sunday, November 27, 2011

Ilusi Liberalisme


Aku bermiimpi tentang keindahan
Saat…pintu-pintu rumah hangat menyambutku
Saat… ayah bunda ramah menyapa
Saat…buaian keluargamemeluk akrab

Aku bermimpi tentang kegalauan
Saat… dinginnya hati mencengkram raga
Saat… kemunafikan mermerasuk jiwa
Saat…kaki-kaki tersungkur dijegal maksiat
Saat…indera ragawi terselimuti kedustaan

Lalu tiraipun tersingkap…
Pada kenyataan yang memerihkan…….
Saat…airmata sahabatku jatuh dipipinya yang cekung…
Dibibirnya yang pucat ia berujar…”aku galau”
Saat…tetesan darah membuncah dari keputusasaannya..
Dibibirnya yang membiru iapun berujar..”aku sudah tak berharga…”
Kulihat disisinya…ada bayi menangis karena terhempas dari calon dekapan bundanya…



Disudut lain…
Mata temanku menatap kosong tanpa harapan
Jari jemarinya menghentak-hentak tanpa aturan
Dibibirnya yang kering ia berujar..”aku reasah”
Saat… keringatnya semakin menderas iapun tersengal
Dibibirnya yang kerontang ia berujar..”aku sudah tak kuat”
Kulihat dari sudutmataku…dalam dekapannya ada robekan kertas surat perceraian ayah bundanya…
Ohhhhh,,, betapa malang nasibnya….

Lalu… saat kutoleh kebelakangku..
Ribuan perempuan muda terjerat video mesum…
Ribuan lelaki muda terjerembabkomunitas beringas
Ribuan orangtua tersungkur dalam lumpur kemunafikan
Ribuan tata tertib mengatur dengan semerawut!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ribuan RACUN beraroma madu menyebar………….

Oohhhh,,, aku terpaku dalam senyap sambil termenung…
Memadu rasa dengan harap
Fatamorgana semakin menutupi realita

AAAHH…!!!!
KEMANAKAH para pembawa pelita itu….
Para pembawa kebenderangan…
Dimanakah mereka?????
Wahai insan yg masih melihat…
Wahai insan yang masih mendengar..
Wahai insan yang masih merakan sentuhan sesuatu…
Adakah kau lihat mereka??
Adakah kau dengar itu??
Adakah kau rasakan hal yang sama denganku??


Akupun mnecari makna…
Tentang Usamah bin Zaid…
Tentang Abdullah bin Rawahah
Tentang Fatimah Az-zahra…..
Tentang………………………………………………………..kita!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tentang………………………….makna kita!
Wahai sahabat…
Wahai temanku…
Lantas apa yang mesti kita lakukan ………????

-amaya's:)
Kendari, december 8th,2010.
..::dunia_itukecil::..
MENOLAK _MENYERAH

Wednesday, January 19, 2011

Wajah Bersinar Itu Terbaring di Sudut Kamarnya, " KHOLISAH namanya".

---Just wanna share these real story to you All, thank you...---

Sekitar 4 tahun yang lalu, aku menjenguk ia bersama sahabat2 aku (the first generation of demolisher gank), salah satunya juga ikut sahabat aku yg udah meninggal 1 thn yg lalu, ukhty alm. Nening Astria Ningsih tuk membesuk mujahidah itu.
Kala itu, tubuh mujahidah itu lumpuh dan masih bisa bergerak meskipun sedikit.. Kala itu, tubuhnya masih dibaluti daging… kala itu, tubuhnya masih bisa tidur nyenyak tanpa menopang tulang rusuknya degan tangannya… kala itu ia masih bisa berbicara banyak.
(faktor yang membuatnya spt itu di sebabkan penyakit kanker yang ia alami saat ini. kata dokter, kankernya sudah hampir mendekati jantungnya dan dokter nyerah tuk ngoprasiin, sebab sudah sangat parah. Kini ia hanya menjalani pengobatan dgn obat-obat herbal yang disaranin dr dokter. Selain itu, 2 orang dokter bertugas tuk ngontrol perkembangan ksehatannya seminggu sekali, twice a week, salah satunya adalah dokter Fauzan yg nanganin )

Duhai Ya Rabb…
kali ini, aku menyaksikan penurunan drastis yang di alami mujahidah itu..
Kali ini tubuhnya total tak bisa berbolak-balik tuk melegakan tubuhnya dengan sendiri, ia mesti memanggil saudari kembar kesayangannya itu tuk membantu membalikkan tubuhnya kekanan atau kekiri..
kali ini, aku hanya menyaksikan kulitnya yang putih itu hanya membalut tulang-tulangnya..
Kali ini, aku hanya menyaksikan mulutnya yang tak bisa banyak lagi berbicara, sebab jika ia berbicara banyak maka ia akan setengah mati bernafas. Padahal, aku ingin mengajaknya bercerita tentang banyak hal ... Tapi, ku urungkan niatku melihat kondisinya yang tak berdaya itu..…
Tapi, tahukah kalian kawanku…???
Wajah bersinar itu ikhlas menjalani ujian yang Alloh berikan padanya..
Wajah bersinar itu tak pernah sedikitpun ada niat MUNDUR dari perjuangannya dalam menegakkan SYARIAH DAN KHILAFAH yang pernah diperjuangkan oleh manusia mulia, Rosulullah SAW bersama para sahabat meskipun ia total tak bisa bergerak dan berbuat apa-apa lagi.... sungguh aku menyaksikan keikhlasan itu dari raut wajahnya, subhanallah…
Setiap minggu ia mesti halaqoh meskipun hanya mendengarkan dari musrifahnya sebab ia tak lagi bisa memegang kitab yang ia kaji saat ini…dan Wajah bersinar itu masih sholat layaknya orang yang sehat meskipun ia melakukannya dalam keadaan terbaring spt itu.. tak hanya itu, wajah bersinar itu masih menutup Aurat dengan sempurnah ketika ada non mahrom yg hendak menjenguknya..

Duhai ya Rabb...

Aku menyaksikan di luar sana ada begitu banyak manusia sehat, manusia kuat tapi banyak yg lalai akan syari’ahmu. para perempuan2 yang muslimah, namun tak menutup aurat dengan sempurnah, sholatpun tidak, apalagi mau memprejuangkan syariah-MU?
Bahkan yang berjuangpun satu persatu mundur dari barisan mulia itu, tapi tidak baginya, kawan...!! Dia tidak memiliki niat sedikittpun mundur dalam barisan mulia yang telah ia pilih ketika ia masih kuat, sehat kala itu..
Taukah kamu kawan? kemarin 15 menit halqohnya berjalan ia tak sanggup lagi meneruskannya, tapi..ia berusaha tuk mengukitinya, namun akhirnya musrifahnya menutup halaqohnya sebab ia mersa penyakitnya kambuh lagi..

Now, let's ask n answer these questions by our self,just our lord n we knows that..
Sudahkah kita sekuat dan setegar ia kawan ??
sudahkah kita maksimal dalam memperjuangkan syariah dan khilafah meski badan tertatih tuk datang halaqoh, tuk berusaha dalam all our activities which related to rebuild the second glory era of ISLAM ??
sudahkah kita sesabar ia dalam menghadapi all things yg datang menghampiri hidup kita?
(just answer it by our self, our self. Honestly)
Aku doakan, semoga Alloh memberikan yang terbaik buat mujjahidah itu, ukhty KHOLISAH.
Semoga Alloh membalas kesabaran dan keikhlasanmu dalam menjalani cobaan itu, insya Alloh, Syurga menanti orang sesabar engkau saudariku. Tetaplah semangat kak ...meski badan dan raga tak sekuat dulu, meski jauhnya langkah tuk diayun tak sejauh dulu lagi,,, Allahu Akbar.


Kendari, Januari 13th, 2011
..::dunia_itukecil::..
MENOLAK-MENYERAH

Saturday, December 4, 2010

MELACAK SANAD KEILMUAN IMAM AN-NABHANI

Syeikh Yusuf bin Isma`il al-Nabhani

Yusuf al-Nabhani adalah ulama yang sangat alim, cerdas, wara', pemberi hujjah, takwa, dan ahli ibadah. Ia selalu menyenandungkan cinta dan pujian untuk Rasulullah Saw dalam bentuk tulisan, kutipan,riwayat, karangan, dan kumpulan syair. Nama lengkapnya adalah Nasiruddin Yusuf bin Isma`il al-Nabhani, keturunan Bani Nabhan, salah satu suku Arab Badui yang tinggal di Desa Ijzim, sebuah desa di bagian utara Palestina, daerah hukum kota Haifa yang termasuk wilayah Akka, Beirut.
Al-Nabhani lahir pada 1265 H (1849 M) dan dibesarkan di Ijzim. Ia mcnghafal Al-Qur'an dengan berguru kcpada ayahandanya sendiri, Isma'il bin Yusuf, seorang syaikh berusia 80 tahun. Pada usia lanjut, Isma`il bin Yusuf masih dikaruniai akal, pancaindra, kekuatan, dan hafalan yang sempuma, rajin beribadah, dan bacaan Al-Qur'an-nya sangat bagus. Setiap tiga hari sekali, Isma`il mengkhatamkan Al-Qur'an, hingga khatam tiga kali dalam seminggu. Keistimewaan dan kelebihan ini sangat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan pribadi Yusuf al-Nabhani, yang selalu dibekali hidayah dan ketakwaan dari ayahnya yang saleh di lingkungan yang bersih dan suci.
Selesai mengkhatamkan hafalan Al-Qur'an, Yusuf al-Nabhani disekolahkan orang tuanya ke Al-Azhar, dan mulai bergabung pada Sabtu awal Muharram 1283 H (1866 M). Ia tekun belajar dan menggali ilmu dengan baik dari imam-imam besar dan ulama-ulama umat yang kritis dan ahli ilmu syariat dan bahasa Arab dari empat imam madzhab.
Ia sangat tekun berikhtiar dan meminta bimbingan kcpada orangorang berilmu tinggi yang mcnguasai dalil aqli dan naqli, sehingga ia dapat mereguk samudra ilmu mereka dan mengikuti metode keilmuan mereka. Hal ini berlangsung sampai bulan Rajab 1289 H (1872 M). Kemudian ia mulai berkelana meninggalkan Mesir untuk ikut serta menyebarkan ilmu dan mcngabdi kepada Islam, agar bermanfaat bagi kaum muslimin dan meninggikan mercusuar agama.
Ketika namanya semakin terkenal, bintangnya semakin bersinar, dan banyak orang mendapatkan bimbingan dan petunjuk darinya, ia diangkat sebagai pejabat pengadilan di wilayah Syam, dan akhirnya menjadi ketua Pengadian Tinggi di Beirut. Pekerjaannya itu dijalaninya dengan penuh kesungguhan dan niat menolong serta dianggapnya sebagai ibadah disertai niat yang tulus ikhlas. Hatinya senantiasa berzikir dan membaca Al-Qur'an, banyak bershalawat untuk Rasulullah
Saw., keluarga, dan sahabat-sahabat beliau. Yusuf al-Nabhani selalu mengisi waktu malam dan siangnya dengan melaksanakan ibadah-ibadah wajib dan sunnah tanpa henti, bosan, atau lupa. Tak terhitung banyaknya peristiwa luar biasa yang terjadi padanya, peristiwa-peristiwa yang hanya dikhususkan untuk para wali dan hamba Allah yang selalu dekat dengan-Nya.

la juga tidak meninggalkan aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan orang-orang yang luhur dan dicintai, yakni menyusun dan mengarang berbagai kitab yang sangat mengagumkan. Imam besar ini diyakini mendapatkan ilham kebenaran dari Allah. Kitab-kitabnya yang bernilai tinggi dan agung membahas berbagai disiplin ilmu; ilmu hadis, sejarah
Nabi, pujian untuk Nabi, tafsir, pembelaan terhadap Islam, pujian kepada Allah Swt., kisah-kisah tentang wali-wali Allah dan orang-orang khusus-Nya, dan lain sebagainya. Kitab-kitab tersebut tidak mungkin lahir dari kemampuan individualnya belaka, tetapi dibantu dengan karamah, kekuatan, dan pertolongan dari Allah Swt. Jika Allah mencintai hamba-Nya yang benar, maka Dia menjadikan pendengaran-Nya scbagai pendengaran hamba- Nya, dan penglihatan-Nya sebagai penglihatan-hamba-Nya.

Yusuf al-Nabhani mereguk samudra ilmu dan imam-imam ternama di Al-Azhar. Di antaranya adalah:
1. Syaikh Yusuf al-Barqawi al-Hanbali, syaikh pilihan dari mazhab Hanbali
2. Syaikh Abdul Qadir al-Rafi'i al-Hanafi al Tharabulusi, syaikh pilihan dari masyarakat Syawam
3. Syaikh Abdurrahman al-Syarbini al-Syafi`i
4. Syaikh Syamsuddin al-Ambabi al-Syafi'i, satu-satunya syaikh pada masanya yang mendapat julukan Hujjatul Ilmi dan
guru besar Universitas Al-Azhar pada masa itu. Dan gurunya ini, Yusuf al-Nabhani belajar Syarah Kitab al-Ghayah wa al-
Tagrib fi Fighi al-Syafi`iyyah karya Ibnu Qasim dan Al-Khathib al-Syarbini, dan kitab-kitab lainnya dalam waktu 2 tahun.
5. Syaikh Abdul Hadi Naja al-Ibyari (wafat tahun 1305 H.)
6. Syaikh Hasan al-'Adwi al-Maliki (wafat tahun 1298 H.)
7. Syaikh Ahmad al-Ajhuri al-Dharir al-Syafi`i (wafat tahun 1293 H.)
8. Syaikh Ibrahim al-Zuru al-Khalili al-Syafi'i (wafat tahun 1287 H.)
9. Syaikh al-Mu'ammar Sayyid Muhammad Damanhuri al-Syafi`i (wafat tahun 1286 H.)
10. Syaikh Ibrahim al-Saga al-Syafi'i (wafat tahun 1298 H) Darinya, Yusuf al-Nabhani mempelajari kitab Syarah al-Tahrir
dan Manhaj karya Syaikh Zakaria al-Anshari al-Syafi`i, berikut catatan pinggir kedua kitab tersebut, selama tiga tahun,
hingga Al-Nabhani dianugerahi ijazah sebagai pertanda atas kapasitas dan posisi keilmuannya.

Karya-karya Yusuf al-Nabhani ada sekitar 75 kitab, antara lain :
1. Hadi al-Murid ila Thuruq Al-Asanid
2. Jâmi` Karamaat al-Awliya`
3. Khulasat al-Kalaam fi Tarjih Din Al-Islam
4. Syawahid al-Haqq fi Al-Istighatsah bi Sayyid al-Khalq
5. Hujjat-Allahi ala al-Alamin
6. Jawahir al-bihar
7. Sa'adat al-Darayn fi Shalati 'Ala Sayyid Al-Kaunain
8. Afdhalu Ash-Shalawat 'Ala Sayyid As-Sadat
9. Ahsan al-Wasail fi Nazmi Asmai al-Nabiyyi al-Kamil

Anak laki-laki dari puteri Yusuf an-Nabhani, yakni Taqiyuddin An-Nabhani, dikirim oleh Yusuf An-Nabhani kepada para kolega dan gurunya di al-Azhar Kairo untuk belajar di sana. Kelak kemudian hari, cucu Yusuf An-Nabhani ini menjadi pendiri gerakan Islam terkenal di Dunia Islam, yaitu Hizbut Tahrir pada tahun 1953.
Setelah Yusuf an-Nabhani pensiun dari tugasnya sebagai Qadhi (Hakim), beliau menghabiskan waktunya untuk menulis dan beribadah. Beliau kemudian pergi ke Madinah Munawwarah dan berdiam di sana untuk beberapa waktu. Kemudian beliau pulang ke Beirut. Beliau meninggal dunia menghadap Allah SWT pada awal bulan Ramadhan tahun 1350 H (1932 M), rahimahullah. Beliau dimakamkan di Pemakaman Basyura, di dekat distrik Bastha di Beirut, Libanon.
www.tobaqatsyafii.blogspot.com

Wednesday, November 10, 2010

15 ribu massa Hizbut Tahrir Tolak Obama, 62 Juta Terkumpul Untuk Korban Bencana


Sekitar 15 ribu massa Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi di depan Istana Negara Jakarta, Ahad (7/11). Peserta aksi berjalan mulai dari Istana Negara hingga ke depan Kedubes AS, simbol negara penjajah dunia. Sepanjang jalan, mereka meneriakkan yel-yel ‘Tolak, tolak, tolak Obama, tolak Obama sekarang juga’.

Panitia menjelaskan acara ini merupakan wujud kepedulian dan solidaritas terhadap sesama Muslim di seluruh dunia. Acara ini juga wujud solidaritas terhadap penderitaan yang dialami saudara-saudara yang tertimpa bencana di Tanah Air.Karenanya, selain aksi menolak Obama, aksi ini juga dimaksudkan untuk menggalang dana bagi para korban bencana.

Jubir HTI Ismail Yusanto dalam orasi pembukaannyamengatakan, aksi ini merupakan salah satu kewajiban amar makruf nahi munkar. ‘Ini keprihatinan terhadap negeri ini sekaligus wujud kecintaan kita terhadap negeri ini,” katanya.

Bencana, menurutnya, harus jadi perhatian. Tapi lebih dari itu kaum Muslimin tidak boleh lupa terhadap bencana yang lebih besar yakni kokohnya imperialisme di Indonesia.Ia mengajak peserta beramal dengan menyumbangkan dana bagi korban bencana di Merapi dan Mentawai. Kantong-kantong pun diedarkan. Sampai akhir acara lebih dari 62 juta dana sudah terkumpul untuk korban bencana .

Aksi tolak Obama dan penggalangan bantuan dana ini dilakukan Hizbut Tahrir di berbagai kota di seluruh Indonesia. Disamping itu Hizbut Tahrir juga telah mengirim gugus tugas relawan Hizbut Tahrir Tanggap Bencana ke beberapa daerah bencana untuk membantu saudara-saudaranya yang dalam keadaan menderita. (MJ/mediaumat.com)